Saat dunia ditundukkan di bawah telapak kakiku, saat semua mengagungkan dan memujaku, saat itu pula kutersadar akan kekerdilanku. Saat semua perkataanku diabadikan oleh setiap yang mendengar, saat setiap titahku tak seorangpun berani membangkang, saat itulah kusadar akan kehinaanku. Mereka berkata tentang diriku yang sempurna seolah tanpa cacat, mereka berlomba-lomba untuk seperti aku, tapi mereka tak mengerti bahwa aku seperti terpenjara...
Semakin tinggi kuterbang, semakin deras angin mengombangambingkanku, semakin cepat kuberlari semakin menanjak jalan yang kulalui... wahai teman... genggamlah tanganku karena pada hakikatnya aku lemah, wahai teman... tetaplah hibur aku, karena pada hakikatnya aku kesepian, dan tetaplah bersamaku... karena... karena aku adalah temanmu...
0 comments:
Post a Comment