INSPIRATION
this site the web
;

TENGGELAM


Yang tenggelam dalam malam adalah kebisuan, tentang dunia yang curam sisi kelamnya, yang menjulang sisi terangnya, aku terjerembab diantaranaya, lembah lembab dengan sedikit cahaya. Aku rindu akan titik terang dari semak-semak tempatku berada, dari kaki yang terperosok dalam lumpur penghisap perlahan. Aku masih menanti, ingin kembali, karena aku pernah berada disana... Disana tempat terindah dari semesta yang terang dg cahaya, yang segar dengan udara dan yang hangat oleh sang surya... Aku merindukannya...

Pergilah...


Pergilah diantara kesunyian,
tinggalkan sedikit jejak agar kukenang,
walau waktu kan menghapusnya dengan percikan hujan.
Segeralah beranjak melangkah,
jalan ini kan tetap sama,
sama seperti saat kau tinggalkan,
seperti saat kau tuntun tangan ini menapakinya.

Beku


Seperti itu hatiku pada nya,,,,,,,tak dapat membantah apalagi mengelak,,,,
apa karna semua terjadi begitu cepat,,,
namun aku menanyakannya pada sang waktu,,,apa ini semua artinya,,,,,
munafik,,,atau kan memunafikan rasa jiwa yang kerap mengganggu keheningan malam yang selalu bangunkan aku karna kegalauan ini,,,,
Begitulah jiwaku ,,seperti dinginnya angin di musim penghujan ,,,,menghantam hingga ke rongga paling dalam ditubuhku,,,dan aku hanya berselimut pasir pantai yang enggan beranjak dari bibir lautan yang ombaknya terus menerjang,,,,,,
aku masih terdiam,,,,dan beku,,,,,apa aku bagimu,,,,apa aku dihatimu,,,apa aku hanya setumpuk kerikil kecil yang menebar tajamnya di jalan hidupmu,,,,,,,







By Nadya

"Yang kan selalu bertahan "



Aku .....
hanya sebelah hati yang ingin memaki rasa dalam raga bahwa,,,,aku punya cinta,,,,,
aku,,,,,
hanya setitik warna yang membias tesapu embun kemarau yang makin membeku....
aku,,,,,
yang miliki setitik rindu pada waktu yang selalu memburu diujung waktu ,,,,,,
aku dengan ketakutanku ,,,
aku dengan ketidak terbiasaan ku ...
aku yang dengan kaku langkahku pada setiap ucapanku namun aku yang masih tetap merindu ,,,,,
pada sejuta hati yang telah meraihku ,,
pada separuh jiwa yang telah merenggutku ,,,
pada sebelah raga yang membawaku pergi dari khayal yang nyata ,,,,,
aku yang masih bertahan untuk jiwa yang pergi itu ,,,aku yang masih akan bertahan pada raga yang tak lagi ada ,,,,,
dan aku yang akan selalu menyimpan semua asa itu hanya dalam seserpih luka dan berserakan semata,,,,,,






By Nadya Citra

TERPILIH

Aku tertatih diantara letih dan perih, kudipaksa gigih, karena ini adalah benih,bukti tulus kasih sang Maha pengasih bagi sang terkasih. Dalam Tasbih kuharap kembali seperti putih bersih, Dan tak ingin menjadi seperti buih beralih, hilang tak pulih, kuingin tanpa pamrih mengabdi dengan jernih, berharap besar menjadi yang terpilih, bertemu dengan-Mu... Ya Alloh...

MELUPAKAN DAN TERLUPAKAN


Terlalu lama aku terdiam, dalam kelupaan, mencari yang sebenarnya tlah didapati,
Seperti ikan yang berenang kesegala arah hanya untuk menemukan air,
Padahal air telah meliputi segenap gerak langkahnya, dan mengiringi alur kehidupannya,
Aku bertanya pada setiap yang ditemui tentang dimanakah air ?...
mereka tertawa terbahak tanpa menjawab dan berlalu begitu saja…

Aku terdiam terdampar dalam kelelahan, hingga tangan seorang teman dating menghampiri
Dia memberiku dengan berkata “minumlah segenggam air ini, untuk kelelahan, dan dahagamu”
Inikah air ?... yang setiap hari aku berenang bersamanya ?... yang aku tak bisa hidup tanpanya ?
Aku melupakan sampai akhirnya terlupakan….

SILAM


kau adalah rindu yang terlanjur kurengkuh,
kehilangan yang terpaksa kukekang,
hingga masa terhampar
dalam kehampaan,
Berserakan bekas-bekas
kenangan tak terkisahkan,
Yang memudar tapi terabadikan.

Aku terlantar tak terhiraukan,
diantara butir-butir mimpi
yang perlahan berbalik menyilaukan mata
karena timur telah mengangkat pelita siang menghangatkan bumi...

HIDEN ANGEL


Bidadari, kau menjelma dalam kekosongan jiwaku, merangkai untaian mutiara berkilauan memenuhinya, buaianmu membawaku pada masa terhampar tanpa batas, merasakan keindahan dari pena yang kugoreskan, yang menjadi wakil dari ungkapan terdalam sebuah kemegahan rasa. Bidadari, bentangkan gaunmu agar kubisa menapaki arah menujumu, tebarkan wangimu, agar tak tersesat kudalam menemukanmu, senandungkan suaramu agar kutahu keberadaanmu sebentar lagi tergapai…

SAAPAAN KEHIDUPAN


Belajar untuk hidup, dan hidup untuk belajar, semesta mengajarkan kesabaran melalui bumi, mengajarkan ketulusan melalui mentari, mengajarkan kedamaian melalui malam, mengajarkan semangat memalui siang, dan mengajarkan Cinta pada harmonisasi kesatuannya... Hidup itu rangkaian kisah, hidup itu indah... dan hidup itu anugrah.

Sapaan kehidupan adalah cinta, cinta yang menumbuhkan kehidupan dari yang mati, seperti bermekarannya bunga setelah gerims atau dimandikan embun, atau rerumputan yang bersemi dari tanah-tanah yang retak,dari pepohonan yang tumbang dan dari belahan bongkah bebatuan. Itulah sapaan kehidupan. Dia ada bukan untuk kesia-siaan, tapi dia ada untuk menjadi inspirasi dari pikir, hati, dan rasa. Agar terarah dalam melangkah, bijak dalam bertindak, dan berhikmah dari setiap kejadian...

BUTIRAN HUJAN UNTUK BUMI


Musim penghujan segera berakhir, meninggalkan musim dingin yang sempat memenjarakan jiwaku dalam kebekuan masa dan keheningan zaman. Ada keindaan yang tak tergantikan darinya, walau ada juga luka yang tertinggal darinya, karena butiran hujan yang bertaburan ke muka bumi dibalik kebeningannya tersimpan kenangan, dibalik suara gemericiknya tersimpan nada-nada yang pernah mengukir senyuman dan kerinduan di masa silam. Selalu hadir disaat musim penghujan, kilasan kisah-kisah yang terabadiakan dari awan, dari pelangi, dan dari kesatuan suasana yang membuat melayang saat mata terpejam, dan menerawang saat mata terbuka... Ialah Dia wakil dari kehilangannya...

KETERASINGAN


Aku mengadu tentang keluh kesahku, tentang semua ketidak sempurnaanku, tentang semua yang ada disekitarku, aku mengeluhkan semuanya.. aku tak bisa lagi tegar seperti karang atau gagah layaknya tebing menjulang... inilah aku yang lemah dengan sedikit resah, yang rentan dengan sedikit cobaan, yang rapuh seperti lumpuh...
Entah siapa yang dengan segera menyentuh bahuku, mengangkat tanganku, atau memberikan sedikit senyum untuk kemurunganku... atau biar saja semua mengakar merusak persendian jiwaku, mengoyak detak nadiku dan memburamkan arah langkahku. Ahh... aku takan meminta padamu teman... karena kau tak mengenaliku lagi... atau aku yang lupa akan siapa dirimu ?... ahahahahaha... tak perlu kaujawab... karena tak semua pertanyaan harus dijawab, biarkan saja ia menjadi misteri sampai tak berbekas dan terlupa...

Pohon dan Hati


Sehelai daun jatuh dimusim gugur, dan diikuti oleh yang lainnya sehingga berserakan terhampar diatas tanah. Tak bersikeras dia mempertahankan hijau dedaunanya untuk tetap berada dirantingnya karena dia sadar cepat atau lambat dia kan pergi untuk berganti. berbagai musim dilewati tapi dia tetap tegar berdiri tegak saat badai hujan, atau, panas, dengan sabar dia membiarkan siapa saja yang kepanasaan atau kehujanan berteduh di bawahnya.

Jika hati ini seperti pohon itu, sabar saat harus kehilangan bagian yang berarti dari dirinya, tegar saat ditempa berbagai macam ujian dan cobaan, dan bisa menjadi peneduh bagi siapa saja yang bernaung dibawah kesejukannya... hidup ini pastilah indah seindah pagi yang hangat dengan binar-binar embun dan kicau burung dan suara siulan angin yang menyatakan setiap hari adalah anugrah...

Alhamdulillah...

Dia adalah kerinduan


Kerinduan itu seperti malam menunggu pagi, seperti kemarau menunggu hujan, dan seperti oase di hamaparan sahara... untuk rindu yang mendalam, hamparkan ia pada segenap jiwa, hingga helaan nafas berhembus atas namanya, hingga detak jantung berirama atas namanya, hingga hidup ini... indah atas nama...... nya...

Artikan mimpi kedalam nyata, dan artikan nyata kedalam mimpi, bagi jiwa yang tenang, dia tiada beda, nyata dan mimpi ibarat hidup dan pengharapan... suatu yang hilang dalam nyata berharap hadir dalam mimpi, atau sebaliknya...

Cinta tak mengenal siang atau senja, dia hinggap pada apa saja atau siapa saja sekehendaknya... dan kubiarkan saja dia nyaman dalam jiwa dan raga ini...

Masih tentang aku

Aku melihat dari sudut pandang yang berbeda, mengartikan makna, dan memaknakan arti. Tentang hidup dan kehidupan, tentang awal dan akhir, tentang hitam dan putih, dan tentang semua yang dianggap berbeda, pada hakikatnya adalah sama. Sama Karena mereka ada atas kehendak-Nya, sama karena mereka tercipta dari kuasa-Nya. Pikir, hati, dan rasa, jiwa, raga dan nyawa. Mereka berpadu menjadi kita. Untuk teman, kekasih dan sahabat tak hentinya kukatakan ini, kalian adalah yang terhebat...

Apa adanya aku

Kubiarkan aku mengelana kearah yang belum pernah kurambah,
kutak ingin menjadi serakah dan jauh dari berkah,
ketika senja mulai memerah, malam menggenggam dengan ramah,
aku terperah oleh amarah, resah dan gelisah diantara kaki-kai yang goyah,
tujuanku kini hanyalah pasrah, yakinku takan menyerah, dan langkahku kian terarah


Untuk teman kekasih dan sahabat, kalian adalah yang terhebat,
pikir, hati dan rasa ini kuikat erat pada hati kalian yang teramat hangat,
izinkanlah aku selalu menjadi bagian dari hakikat kebersamaan yang kuat,
hingga jiwa, raga, dan segenap indra menjadi satu rasa sebagai perekat...


Rusmana 4UnMe

Dia Bukan Cinta

Untuk cinta yang terabaikan, yang telah berjalan melangkah bersama keresahan menampakan buram satu masa, hitam satu arah, gelap nuansa takdir... lalu kusadar itu bukanlah cinta... Dia hanya bersembunyi dibalik keagungan cinta, memanipulasi atas nama cinta, kamoflase bertopeng cinta... sejatinya dia tak pernah bisa berpadu dengan cinta... dia bukan cinta... Cinta itu mengabdi, cinta itu berkorban, cinta itu memberi, dan cinta itu berbagi... Sementara, dia itu serakah, dia itu ingin menguasai, dia itu posesif, dia itu arogan, dan dia itu tak terkendali... jadi dia bukan cinta...

AWAN DAN PURNAMA

Langit Bandung mendung menyembunyikan sinar matahari dibalik awan hitam disebelah barat menjelang malam. Senja sebentar lagi berakhir mempersilakan malam menggantikannya. Aku berdiri dibalik jendela merasakan angin yang menghembus menerpa rambut dan wajahku dan jauh masuk ke lubuk hatiku. Hujan gerimis kecil berjatuhan menghanyutkan debu-debu ditepi jalan dan membersihkan dedaunan juga rumput dibawah jendela tempatku berdiri. Aku masih berdiri melihat kearah manusia yang datang dan pergi sampai tak seorangpun kulihat berlalu lalang lagi . Karena malam memang telah beranjak gelap, hujanpun kian deras seolah langit menumpahkan kesedihan yang teramat dalam. Terkadang lamunanku dikagetkan oleh suara gelegar petir dengan kilatan cahaya membuat seberkas cahaya yang menampakan semua yang ada dalam kegelapan walau hanya sepintas.

Bandung, Kota ini begitu dalam menyimpan dan memberikan kenangan juga pengalaman hingga saat kuberdiri dimalam ini. Bandung yang sarat dengan keindahan, alam yang subur, cuaca yang sejuk, dan penghuninya yang ramah membuat aku tak ingin beranjak dari kota ini. Jika saja sisa hidupku bisa kulalui di kota ini, maka kuingin peristirahatan terakhirkupun disini. Bandung, kota yang melukiskan sebagian hidupku, impianku, cita-citaku dan cintaku. Untuk satu jiwa yang tak pernah lelah berhenti dari sebuah harapan terus menerus mencari sebuah persinggahan terakhir. Kemarin, hari ini dan esok, juga lusa dan entah sampai kapan aku akan memenukan akhir dari kisahku ini.

Malam mulai menajam menikamkan dingin pada seisi bumi, hujan telah mereda terseka oleh angin yang mengusir segerombolan awan yang memencar memanggil purnama untuk sedikit memberikan cahaya pada gulita malam ini. Enatah wajah siapa yang terukir dari raut purnama itu, atau nama yang terbisik dari desiran angin itu, atau kesmuanya itu hanyalah bayangan yang samar, datang sebentar lalu menghilang. Kuyakini pikir, hati dan rasa ini meluap dari gejolak yang menguasai segenap jiwa dan ragaku dikala rindu menggenggam dan memaksanya untuk tetap menanti dan menanti “dia” yang telah pergi dan entah kapan kembali.

Dulu kulewati malam seperti ini tak sendiri, dulu aku berbagi tentang malam yang diibaratkan penantian, tentang rembulan yang diibaratkan harapan, dan angin yang diibaratkan teman dalam perjalanan menuju pagi. Dia pernah berkata tentang mimpi dan nyata, tentang hayal dan harapan, tentang hidup dan perjalanan, atau tentang pertemuan dan perpisahan dan tentang fana dan keabadian. Lekat dalam ingatan saat dia mengungkapkan isi hati melalui binar matanya, tentang rasa melalui senyumnya, dan tentang cinta melalui tutur sapanya. Sekejap bersamanya merasakan penyatuan hati dan rasa adalah seabad untuk menggantikannya. Sedetik berada di sisinya adalah untuk selamanya dia tetap ada. Malam ini kumelihat rembulan yang sama saat dia disini, malam ini kuberada dibawah langit yang sama saat dia ada disisiku, tapi malam ini kunikmati malam seperti ini dalam kesendirian.

Kuyakin saat kubisikan kata ini kau mendengar, karena angin akan mengabarkannya padamu dimanpun kau berada, “Terimakasih untuk rasa yang tak pernah mati, untuk hati yang tak lelah menanti, dan untuk cinta yang tetap suci terabadaikan oleh nurani, dan untuk semua yang datang dan pergi atau peran yang silih berganti tetap saja satu yang takkan terganti”. Kuucapakan selamat malam untuk jiwa yang kelelahan, beranjaklah kearah peristirahatan, untuk menyambut hari esok dengan penuh keindahan, untuk hari esok yang menjanjikan kebahagiaan, dan untuk hari esok yang masih membawa harapan......

CINTA

Cinta adalah keagungan, kesucian, dan keindahan. Tuhan mencipta semeta alam dengan cinta-Nya, Sang ibu rela mempertaruhkan setengah nyawanya karena cintanya pada buah haatinya, dan kehidupan masih berjalan karena masih adanya cinta. Dimana ada cinta disitu ada kehidupan...

DISANA


Dia begitu anggun seperti helaian awan dikecerahan birunya langit, terbang perlahan menutup kehangatan mentari. Kulebarkan kedua tanganku seolah membelainya, tapi dia begitu jauh walau sebenarnya dekat, aku hanya memejamkan mataku untuk bisa merasakan kehadirannya, memanjangkan tidurku hanya untuk bisa terus bersamanya. Kuingin mimpiku adalah nyataku...